Harga
beras yang terus naik membuat resah masyarakat, saat ini harga beras medium
curah di pasaran mencapai Rp. 12.000/kg sedangkan harga beras premium kemasan
mencapai Rp. 13.500/Kg. Menghadapi kenaikan itu Pemerintah Pusat melalui Badan
Pangan Nasional bekerjasama dengan Perum Bulog melakukan upaya stabilisasi
dengan program SIGAP SPHP (Siap Jaga Harga Pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan
Harga Pangan). Bentuk upaya yang dilakukan yaitu penyaluran beras SPHP di
Seluruh Wilayah Indonesia melalui pedagang mitra Bulog yang telah ditentukan.
Di Kabupaten Lombok Tengah sendiri terdapat 160 mitra dagang yang tersebar di Kecamatan.
Penyaluran beras SPHP di Kabupaten Lombok Tengah sejak Januari sampai dengan
Agustus berjumlah 737.285,5 Kg yang tersebar di Kecamatan Batukliang 18.000 kg,
Kecamatan Batukliang Utara 12.500 kg, Kecamatan Janapria 94.935,5 kg, Kecamatan
Jonggat 54.800 kg, Kecamatan Kopang 36.900 kg, Kecamatan Praya 156.250 kg,
Kecamatan Praya Barat 8.000 kg, Kecamatan Praya Barat Daya 17.000 kg, Kecamatan
Praya Tengah 176.750 kg, Kecamatan Praya Timur 67.650 kg, dan Kecamatan Pujut
94.500 kg.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah terus melakukan pengawasan terhadap penyaluran beras SPHP tersebut. Pengawasan ini dilakukan untuk menghilangkan adanya praktek kecurangan seperti penjualan beras SPHP yang tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) atau yang lainnya. HET beras SPHP di tingkat konsumen mengacu kepada Perbadan Nomor 6 Tahun 2023 tentang HPP (Harga Pokok Penjualan) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras serta Perbadan Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras dimana HET beras SPHP di wilayah NTB yaitu Rp. 10.900/kg. Pemerintah berharap dengan program SIGAP SPHP ini harga beras menjadi stabil dan terkendali.